KumpulanCerpen Stania written by Pemenang Lomba Menulis Cerpen STANIA FAIR 2011 and has been published by Yudha Pradana this book supported file pdf, txt, epub, kindle and other format this book has been release on 2016-10-22 with categories. Kumpulan Cerpen pemenang lomba penulisan cerpen dengan tema ibu pada acara STANIA Fair 2011.
Inilahcerpen dengan tema hari guru dan ulasan lain mengenai hal-hal yang masih ada kaitannya dengan cerpen dengan tema hari guru yang Anda cari. Berikut ini tersedia beberapa artikel yang menjelaskan secara lengkap tentang cerpen dengan tema hari guru. Klik pada judul artikel untuk memulai membaca. terutama Ibu bisa saja menggantikan peran
Label cerpen hikmah dimalam hari. Jumat, 13 Februari 2015. suka menghina jomblo jenazah susah di kebumi kan. 'kembali ke tema cerita'. ibu muda ini menyiapkan sarapan untuk anak" nya yang masih sekolah. seperti biasa lauk pauk nya hanya telur ayam dan goreng tempe. anak yang pertama sebut saja nadia, masih duduk dikelas 2 smp.
Vay Nhanh Fast Money. Ibu adalah orang yang paling berjasa bagi setiap orang. Ibu rela mempertaruhkan nyawa tanpa jaminan, serta memberikan kasih sayang tanpa batasan. Setiap ibu juga memiliki caranya masing-masing dalam mengasihi anaknya. Ada yang suka memberi omelan, ada juga yang selalu memanjakan. Semua itu adalah bentuk kasih sayang dan perhatian seorang ibu. Begitu besar pengorbanan seorang ibu, sampai dibuat satu hari spesial untuknya di kalender, yaitu Hari Ibu. Di tanah air kita, Indonesia, Hari Ibu jatuh pada tanggal 22 Desember. Biasanya, orang-orang akan merayakan hari tersebut dengan memberikan hadiah, menuliskan puisi, dan lain sebagainya untuk ibu mereka. Dalam rangka merayakan Hari Ibu ini, Halo Penulis by Detak Pustaka mengadakan Lomba Menulis Batch 3 dengan tema “Ibu” sebagai wadah untuk kamu menuangkan perasaanmu. Diharapkan, event ini bisa membantumu mengungkapkan kasih sayang terpendam untuk ibumu. Tentu dengan berbagai benefit lain, seperti kesempatan untuk mengukur kemampuan menulismu bersama penulis hebat lainnya. Kamu dapat menceritakan pengalaman kamu ketika menjadi seorang ibu, atau juga bisa menceritakan tentang sosok ibu. Dapat dari pengalaman pribadi atau cerita fiktif. Pastikan kamu menulisnya dengan baik ya, siapa tahu tulisanmu bisa menjadi hadiah persembahan untuk ibumu. Pastinya, lomba ini sangat worth it buat kamu ikuti karena pendaftarannya GRATIS. Lomba ini terbuka untuk umum, alias siapa pun boleh mendaftar. Tertarik untuk ikut? Yuk, simak informasi lomba di bawah ini Timeline Lomba Pendaftaran & Pengumpulan Karya 14 – 24 Desember 2022 Pengumuman Karya Terpilih 31 Desember 2022 Benefit Juara 1 mendapat uang pembinaan senilai 250k. Juara 2 & 3 mendapatkan voucher diskon paket penerbitan dari Detak Pustaka. Menambah pengalaman menulis. Menambah portofolio tulisan. Penulis yang karyanya terpilih akan mendapatkan e-sertifikat dan sertifikat cetak sertifikat dari Detak Pustaka sudah terverifikasi Sertiva* Mendapatkan gift GRATIS spesial* Karya Penulis terpilih akan dibukukan secara gratis Voucher diskon pembelian buku senilai 15% selama periode pre-order Editing dan layouting profesional Buku barcode resmi identitas buku Royalti 15% untuk setiap pembelian 5 buku di luar PO NB *Sertifikat cetak & e-sertifikat serta gift akan diberikan kepada penulis yang membeli buku. Syarat dan Ketentuan Pendaftaran Penulis hanya diperbolehkan mengirimkan satu naskah. Wajib follow Instagram detakpustaka dan halopenulis. Wajib subscribe YouTube Detak Pustaka. Upload poster event ini di feed Instagram kamu, lalu tag detakpustaka dan halopenulis, kamu bisa download posternya di sini => Download Poster Lomba Tag 3 orang temanmu pada kolom komentar postingan ini di Instagram detakpustaka atau halopenulis. Naskah yang terpilih, dilarang dipublikasikan lagi dalam bentuk apapun dan di media manapun. Naskah yang tidak terpilih, otomatis dikembalikan hak publikasinya kepada penulis. Penulis yang lolos akan mendapatkan e-sertifikat dan sertifikat cetak yang akan dikirim bersama buku yang dipesan. Penulis terpilih akan mendapatkan royalti 20% royalti didapatkan dari hasil penjualan oleh penulis itu sendiri. Penulis terpilih wajib membeli buku. Syarat dan Ketentuan Naskah Karya harus sesuai dengan tema yang ditentukan. Jenis karya berupa cerita pendek cerpen. Naskah orisinal, belum pernah dipublikasikan atau sedang diikutkan dalam event lain. Naskah tidak mengandung unsur SARA. Menggunakan ejaan yang baik dan benar serta menggunakan bahasa baku. Panjang tulisan minimal 800 kata dan maksimal 1200 kata. Sudut pandang bebas bisa orang pertama, kedua, dst. Menyertakan bionarasi singkat di bagian akhir naskah. Panjang bionarasi maksimal 200 kata contoh bionarasi KLIK LINK INI** NB **untuk naskah yang tidak menyertakan bionarasi, otomatis tidak lolos. Format Penulisan Naskah Font candara ukuran 10pt, spasi 1, margin normal dengan rata kanan-kiri. Ukuran kertas A4. Penulisan judul tulisan tidak melebihi 5 kata, menggunakan font candara ukuran 12pt Bold, rata tengah. Identitas penulis ditulis di bawah judul dengan format. “Oleh Nama Kamu, nama instagram”. Dokumen disimpan dalam bentuk file Ms. Word dengan format doc./docx. dengan nama file LM_BATCH3_NAMA_NOMOR WA Cara Daftar Untuk mendaftar, silakan klik link berikut DAFTAR LOMBA. Di link tersebut kamu diharuskan langsung mengumpulkan karya yang akan dilombakan. Jadi, pastikan karyamu sudah selesai sebelum mendaftar.
“Jika diibaratkan sebuah benda ibu adalah alarm bagiku, dia adalah alarm terbaik”“Ma ? Mama ?” Panggilku pada seseorang yang telah melahirkanku. “Sepatuku dimana ?” “Kamu yang pakai masa tanya mama” Teriak mama dari cara mamaku mendewasakan aku, ya ibuku inspirasiku seorang guru yang tidak pernah aku akui kalau dia seorang guru. Bercerita tentang ibu banyak yang akan aku ceritakan. oh ya, namaku Reza umurku 21 tahun dan dengan umurku yang sekarang ini tidak mungkin aku menceritakan ibuku dalam kurun waktu beberapa tahun dari kelahiranku sampai sekarang ini mungkin akan sangat panjang. karena dia adalah orang sangat menginspirasi bagiku. Disini aku hanya akan menceritakan beberapa bagian saja yang bisa dibilang membuatku terinspirasi. Dan mungkin masih ada orang yang lain yang tidak menyadari betapa menginspirasinya seorang ibu, tapi kalau kalian tidak tau sekarang, mungkin kalian akan tau mulai dari sini, Pernahkah kalian sadar ? bahwa ibu tidak pernah mengeluh akan kalian ? ya.. mungkin ada beberapa keluhan yang sering keluar dari mulutnya tapi itu bukan benar – benar keluhan. melainkan hanya untuk membuat kalian sadar akan apa yang kalian telah perbuat atau ketika kalian sedang melakukan kesalahan, Itulah ibu menurutku, dan mungkin menurut kalian juga ? Itu adalah kata yang paling indah menurutku ketika aku tau adalah orang pertama yang aku temui di tangisan awalku ketika aku ada didunia, orang yang selalu ada disampingku, aku adalah anak ibu, karena tali pusarku itu dulunya tersambung langsung dengan ibu, ibu yang memberiku kehidupan sampai aku menjadi seperti sekarang ini, mulai dari kecil sampai aku besar, mulai dari merangkak sampai berjalan, ibu ada, bahkan selalu ada. Mungkin itu yang membuatku berkata bahwa ibu adalah seorang yang hebat, seorang guru yang selalu membimbingku disetiap saat, ya.. guru yang sebenarnya ingat waktu SD Aku di ajarkan menulis dan membaca oleh guruku di sekolah dan Aku percaya bahwa yang lebih banyak berperan itu adalah Guruku dan Aku pintar dari Guruku, namun itu semua salah, Aku ingat ketika di beri tugas membaca dan menulis, pada awalnya Aku tidak mengetahui caranya, dan Aku mengeluh ke dia Ibu maksudku, karena Dia yang selalu memantau-ku, Dia yang mengajariku untuk beranjak dari ketidak tahuanku menjadi tahu. Ibu, oh Ibu, Aku lebih banyak waktu denganmu ketimbang dengan sekolahku disaat mereka yakin yang mendidik mereka itu adalah sekolah mereka, namun buatku itu adalah salah itu kesalahan besar yang mereka semua itu seketika berubah ketika aku mulai beranjak dewasa dan masuk kesekolah yang lebih tinggi, aku mulai mengabaikannya, mulai tidak mendengarkannya, mulai nakal tepatnya, tapi tidak ada henti – hentinya kau untuk mengingatkanku.“Nak, jangan lupa belajar,” Kata ibu. “Nak, jangan lupa mandi” “Jangan lupa sholat”Seperti angin lalu aku membiarkan ia terus memberitahuku seperti itu, yang pastinya itu untuk kebaikanku kelak. Seperti itu terus yang aku lakukan sampai seorang yang lemah lembut kulihat ketika aku masih kecil berubah menjadi seorang yang pemarah yang selalu memarahiku karena entah apa kesalahanku menurutku. Terus itu yang aku lakukan sampai aku beranjak kesekolah yang lebih tinggi lagi dan sampai masuk universitas.“Eca ?,” panggilan kesayangan seorang ibu kepada anaknya. “Jam berapa seleksi bersama masuk perguruan tingginya ?” “Jam 10 ma” “Ini sudah jam berapa ?,” kata ibu. “Kan masih 2 jam lagi,” Kataku ketika masih berada di tempat tidur sambil tiduran. “Nak bangun saja dulu terus siap – siap” “Uhh.. mama ini selalu saja,” Kataku dalam hati sambil jawabku ketika ketika aku lagi malas mendengarkan kata – katanya yang menurutku itu adalah sebuah ceramah. Namun tanpa henti dan ada rasa bosannya dia terus memberitahuku dan dia tetap biasa saja dan hanya bangun dan bersiaplah selagi masih ada waktu, “Lebih baik kamu yang menunggu waktu jangan malah sebaliknya karena waktu tidak bisa menunggu”, kata ibu dengan nada pelan agar aku mendengarkannya aku bangun dengan keadaan terpaksa karena ibu terus memberitahuku untuk bangun, dan setelah itu aku bersiap, dan akupun berangkat tanpa ada terlambat sedikit lulus seleksi, ibu balik ke kampung dan aku masih tinggal disini untuk sekolah, dia selalu memantauku dari dari jauh lewat telepon, tidak sering dia meneleponku hanya sehari sekali dan itu berlangsung selama setahun. tidak sering juga aku mengabaikannya sehingga seminggu biasanya hanya tiga kali meneleponku hanya untuk tau kabarku, aku sudah makan atau belum, hanya untuk tahu anak kesayangannya ini sedang apa, rindu mungkin, karena aku jarang pulang untuk melihat PUKUL SORE“kriingg,” Handphoneku tulisan mama di nama kontaknya, awalnya kubiarkan, tapi terus menelpon seolah memaksa aku untuk mengangkatnya.“Assalamualaikum,” Kata ibu. “Walaikumsalam,” Jawabku dengan suara serak yang baru tebangun dari tidur. “Kabarmu gimana nak ?” “Baik ma” “Mama bagaimana ?” “Baik nak,” Tapi kali ini ada keluhan sedikit dari dia yang tidak biasanya. “Kamu masih punya uang nak ?.” “Masih ma, kenapa ?,” tanyaku dengan agak heran. “Bisa belikan mama obat dlu ?,” “Kenapa ? Mama sakit ?,” tanyaku. “Tidak,” Jawab ibu dengan membantah. “Tapi kenapa minta beliin obat ?,” “Mama Cuma merasa sakit sedikit di bagian punggung mungkin karena udah tua,” menyuruhku lagi untuk membeli obat yang sudah aku lupa namanya sekarang yang seingatku obat itu untuk tulang yg kropos. Dan juga seolah ingin menyuruhku pulang untuk melihat keadaanya.“Iya ma,” Jawabku. “Eh tapi ini obatnya aku kirim sama siapa ?,” pikirku hari ini minggu dan aku tidak mungkin pulang karena besok harus masuk kampus lagi“Nanti kasih saja ke papamu,” Jawab ibu. “Oh.. papa kesini?,” tanyaku. “iya,” jawab ada angin apa dia datang di hari minggu kataku di dalam hati.“Nak, nanti jangan lupa cuci baju sendiri karena besar sudah kuliah,” “Sudah bisa atur diri sendiri jadi tidak perlu mama ingatkan lagi,” “Belajar yang benar harus jadi contoh yang baik buat adik – adikmu,” “Jangan nakal, harus dengar apa yang orang tua katakan terutama papamu, dia yang cari uang untuk kalian,”Tanpa aku ketahui alasan ibuku langsung berkata seperti itu, dan dengan hanya diam, aku mendengar ada perkataan yang ditambah dengan adanya perasaan lain ketika mendengar kata – kata itu.“Iyaa,” dengan suara agak pelan aku menjawabnya. “Aku keluar dulu ma, mau pergi beli obat untuk mama,” “Iya nak hati – hati di jalan” “Assalamualaikum,” sautku “Waalaikum salam,” sudah aku dapat, dan aku tinggal menunggu papaku untuk menjemput obat itu dan waktu sudah menunjukkan pukul tujuh malam dengan bertanya kenapa lama sekali ? tidak lama kemudian aku melihat cahaya lampu mobil yang datang dan berhenti tepat di depan kosan tempat tinggalku dan ternyata itu papaku. Dan ketika mau memberikan obat itu dengan wajah heran kenapa banyak orang di dalam mobil tersebut termasuk paman – pamanku yang kerja di kota ini dan aku juga melihat adik perempuanku di dalamnya, dia sekolah disini juga tetapi tinggal di asrama karena dia masih SMP dan sekolah di sekolah yang bernuansa perasaan bingung Aku melihat expresi sedih dari wajah mereka, dan aku juga bertanya dalam hati kenapa mereka seperti itu.“Ayo nak, naik,” saut ayahku. “Kemana pa ?,” “Mamamu masuk rumah sakit dan sekarang di rawat di UGD,” katanya dengan tidak memandangku. “Tadi barusan telponan sama aku pa, dia bilang baik – baik saja Cuman lagi suruh beli obat saja terus titip ke papa” “Ayo nak, naik,” kita pulang liat raut wajah yang sangat sedih dia berkata seperti itu sambil melihat kearahku. Adik dan juga paman – pamanku ikut sedih ketika ayahku berkata seperti itu ke aku. sontak aku menjadi seperti seorang yang lagi sakit, lemas, sperti darahku sudah tidak mengalir lagi ke seluruh tubuh. aku lemas, shock, mendengar orang yang tadi menelponku dengan nada biasa – biasa saja ternyata menyembunyikan sesuatu. Dan dari perasaan shock tadi sejenak aku rehat akan kata – kata ayahku tadi dan dan berpikir ibuku akan baik – baik saja, dan memulai lagi kepanikanku Ketika aku sudah duduk di depan bersama ayahku yang mulai aku hujani dengan berbagai pertanyaan tentang ibuku.“Pa? Mamaku kenapa ?,” “Kenapa dia sakit tidak bilang – bilang ke aku ?,” “Tidak bilang – bilang ke kita anak – anaknya ?,” “Papa juga kenapa tidak kasih tau ke aku, dan ke adik – adik ?,”Dia hanya diam tanpa bisa berkata apa – apa sambil meneteskan air matanya, dan sekilas aku memperhatikan kebelakang melihat adik dan juga paman – pamanku yang tambah sedih mendengar percakapan ini.“kringg,” handphone ayahku berdering namun dia menyuruh agar aku yang mengangkatnya karena dia sedang menyetir, di handphone itu tertulis nama bibiku yaitu adik dari mamaku. “Ya kenapa bi ?,” tanyaku. “Ini eca ya ?” tanyanya. “Iya bi” “Nak, yang kuat ya” “Kenapa bi ? mamaku kenapa ?” “Hanya suara tangis dari bibiku yang aku dengar” “Mamaku kenapa bi ?” tanyaku lagi dengan suara tangisku yg mulai terdengar keras“Mamamu sudah tidak ada nak…..”Sontak dunia seperti terlihat gelap di mataku, dengan airmata yang sudah tidak bisa terbendung lagi aku menangis seperti orang gila yang lupa akan dunia, dunia seperti sudah tidak ada lagi untukku tanpa seorang yang selalu ada di belakangku yang selalu mendukungku untuk apapun hal positif yang ingin aku lakukan yang selalu mengingatkanku akan waktu, akan ini, akan itulah, yang kadang aku sepelekan.“IBUKU INSPIRASIKU” “Lebih baik kamu yang menunggu waktu jangan malah sebaliknya karena waktu tidak bisa menunggu”Seperti punya pengalaman lebih tentang waktu dan pandai menyembunyikan perasaanya di depan anak – anaknya sehingga anak – anaknya tidak perlu khawatir akan dia, dan selalu terlihat kuat, itulah yang selalu aku ingat ke dia ketika dia masih ada, dan itulah yang selalu mengispirasiku sampai sekarang Djurni Yunde 1974 -2015- Ibuku ^————————————————-Karya ini diikutkan dalam Lomba Menulis Spesial Hari Ibu yang dilaksanakan oleh adalah media warga. Setiap warga kampus Untad bebas menulis dan menerbitkan tulisannya. Tanggung jawab tulisan menjadi tanggung jawab penulisnya
Cerpen Karangan Alyaniza Nur AdelawinaKategori Cerpen Anak, Cerpen Keluarga Lolos moderasi pada 2 May 2017 Aku bingung. Kalimat pertama yang cocok untuk puisiku. Besok hari ibu. Madrasahku mengadakan berbagai macam lomba. Ada lomba membaca puisi dengan tema ibu, menyanyi lagu tentang ibu, membuat gambar tentang ibu, dan menulis dan membaca cerpen tentang ibu. Aku mengikuti lomba membaca puisi. Akhirnya aku mendapat ide. Sebait, dua bait, tiga bait… Akhirnya selesai juga. Aku latihan mimik wajah, penghayatan, dan intonasi puisi bersama Mas Allam kakakku. Aku menggunakan suara kecil, agar bunda tidak mendengar. Biar besok kubuat surprise pada saat lomba. Memang besok boleh membawa ibunya. PUKUL WIB… KRING… KRING… KRING…!!! Bunyi jam wekerku berbentuk menara eiffel. Aku segera terbangun. “Hoam!!” uapku seraya mematikan jam weker. “Aulidia!!! bangun, dah pagi!!!” teriak bunda dari dapur. “Iya Bunda. Aulidia mandi dulu!!!” teriakku lembut. Aku menyambar handuk dan segera mandi. Usai mandi, aku mengenakan baju lengan panjang warna merah polos, celana jeans semata kaki, kerudung putih, rompi panjang tanpa lengan warna biru tua bergambar hati. Hampir seluruh rompi bergambar hati!Tak lupa jam tangan. Memang dibolehkan memakai pakaian bebas kecuali perempuan wajib pakai kerudung putih. Lalu kuisi tas ransel kecilku dengan kertas puisi, uang sangu, smartphone memang boleh bawa handphone/smartphone, air minum, dan beberapa snack. Lalu kugendong tas dan menuju meja makan. “Pagi Bunda, Mas Allam!” sapaku sesampai di meja makan. “Pagi, Aulidia,” sapa mereka. Lalu aku sarapan. Oya! aku kelas 4 MI Indahnya Islam. Mas Allam bersekolah sama denganku, ia kelas 6. Usai sarapan, aku mengenakan sepatu dan menuju madrasah. Sesampainya, aku menuju kelasku. “Hai Auli!” sapa seseorang. Itu Shiren, my BFF. “Hai Ren!” sapaku. Kami mengobrol. “Oya! kamu ikut lomba apa, Ren?” tanyaku. “Hmmm… aku cuma ikut lomba membuat gambar. Kamu ikut apa, Aul?” jawab Shiren. Memang Shiren pandai menggambar. Asal kalian tahu, setiap pelajaran menggambar dia selalu mendapat nilai tertinggi di kelas! “Aku membaca puisi,” jawabku. Akhirnya lomba pun dimulai. Para ibu wali murid sudah duduk di kursi yang disediakan. Ini saatnya lomba puisi. Duh, deg-degan coy! Peserta pertama dari kelas 4. Sesuai absen! untung aku yang keempat. Pertama Aan Saputra, kedua Afisa Setyaningsih, ketiga Atiqah Laurren, keempat… “Kita panggilkan peserta keempat dari kelas 4, Aulidia Hasty Firdausi!” panggil Ustadzah Ritha, selaku MC lomba. Aku segera maju. Kubungkukkan badan. “Assalamualaikum, salamku. “Waalaikum salam Kutarik napas pelan, lalu ku membacakan puisi tanpa teks. Memang aku sudah hafal benar. Pengorbanan Ibu Karya Aulidia Hasty Firdausi Setetes-setetes darah mengalir… Keringat dan air mata yang mengucur Kau tak pedulikan semua itu… Demi Anak-anakmu… Do’a mu yang tulus nan sederhanamu… Siang… Malam.. Kau tak pedulikan… Di Fikiranmu hanya membuat anaknya menjadi sukses Pengorbananmu kadang kulupakan Sampai akhirnya… Maaf jika baktiku belum sempurna kepadamu… Selamat jalan.. Ibu Sampai akhirnya usia menjemputmu.. Ibu.. Menempuh jalan panjang menuju haribaannya… Tuhan Semesta jagad raya Semoga… Kita dipertemukan oleh takdir… Kita kan tersenyum beriringan semerbak harum surga amin… Prok.. Prok.. Prok.. Tepuk tangan yang sangat, sangat bergemuruh. Kulihat sekilas mata bunda dari kursi penontong berkaca-kaca. Aku membungkukkan badan, dan turun dari panggung. Aku beri teks puisiku kejuri. Langsung kupeluk bunda. “Puisinya sangat bagus, sayang. Kejutan yang sangat istimewa,” ucap bunda seraya mencium pipiku. “Makasih bunda!” jawabku. “Bagus, sekali, Aulidia. Tak sia-sia mas ngajari kamu,” ujar mas Allam tiba-tiba datang. “Andai ayah di sini, pasti bisa melihatku. Sayang, ayah dinas ke Brunei Darussalam,” uraiku. “Bun, aku ke kelas dulu!” pamitku seraya menuju kelas. “Bagus sekali, Aul!” ucap Shiren. Ternyata Shiren sudah siap menggambar. Lalu aku dan Shiren mengobrol. Akhirnya pengumuman juara. Pertama menggambar. Shiren ternyata juara 2. Ini saatnya lomba puisi. Duh, tegang rasanya! “Baik, saatnya juara lomba membaca puisi dengan tema ibu’. Juara tiga adalah Vica Varysta. Vica segera maju. Juara 2 adalah Sheno Naveero. Sheno silakan maju. Dan juara satu adalah…,” Ustadz Maulana Kepala madrasah memutuskan pembicaraannya. Ih! Ustadz Maulana suka begitu!’ batinku. “AULIDIA HASTY FIRDAUSI!!! Aulidia segera maju ke depan.” Aku tak menyangka bisa juara 1! Puji syukur kuhanturkan pada Allah. Aku menerimanya. Bunda bangga kepadaku. Ia memelukku sangat erat. Bukan kemenangan yang kubahagia-in, tetapi peluk dan cium dihari istimewa ini. Oya! mas Allam, juara 1 lomba menggambar! Hebat, ya mas Allam… Cerpen Karangan Alyaniza Nur Adelawina Facebook Alya Aniza Maaf kalau nggak nyambung. Soalnya kehabisan ide… Cerpen Hari Ibu merupakan cerita pendek karangan Alyaniza Nur Adelawina, kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya. "Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!" Share ke Facebook Twitter WhatsApp " Baca Juga Cerpen Lainnya! " Dibalik Rencana Tuhan Oleh Nur Afida Ry Bagian 1 Awal ibu meninggalkan ku Awal saat ibu pergi meninggalkanku serta ayah dan juga kakak-kakakku, sejak saat itu aku memutuskan untuk ikut tinggal bersama tante serta om ku. Kontes Dangdut Semilyar Part 1 Oleh Erlina Wati “KONTES DANGDUT SEMILYAR Sesion 7!! … datang dan ikutilah kontes dangdut terbesar tahun ini,” Riri membaca keras-keras. Mungkin sebuah brosur online. Ia sangat serius membaca dan memahami isi dari Semua Karena Nayla Part 2 Oleh Iqbal Saripudin “Ibu kok nangis?” tanya Nayla melihat air mataku jatuh saat menatap foto pernikahanku dengan Mas Amran delapan tahun silam. “Ndak, Ibu ndak nagis kok,” kuusap air mata yang sedari Older Oleh Pleiades Malam-malam mencekam kembali datang. Lebih dingin dari biasanya. Kebut-kebutan di jalanan guna menghilangkan sedikit beban pikiran, dia lantas berhenti di depan sebuah rumah makan. Bukan karena perutnya yang keroncongan, Takdir Yang Bertindak Oleh Jenicia Renata, SMP Tarakanita 1 Jakarta Jumat adalah hari yang terasa sangat damai. Keluarga kecil yang tidak lengkap ini, duduk bersama di depan sebuah layar sembari mengikuti ibadah daring yang ditayangkan lewat youtube. Akhirnya ibadah “Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?” "Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan loh, bagaimana dengan kamu?"
- Cerpen tentang Hari Ibu dapat dinikmati dalam rangka merayakan Mother's Day 2022 yang jatuh pada tanggal 22 Desember besar untuk para ibu dan perempuan ini selalu spesial untuk kita semua. Kita bisa merayakannya dengan ibu, mertua, atau juga dengan sepupu atau saudara kita. Mulai dengan agenda sederhana seperti memasak bersama, dinner keluarga, atau sekedar menonton drakor itu, Anda juga bisa merayakan Hari Ibu kali ini dengan membaca beberapa cerpen manis tentang ibu, untuk sekedar mengenang kembali perjalanan dan perjuangan orang terkasih kita tersebut. Baca juga 8 Contoh Puisi Hari Ibu yang Menyentuh Hati dan Penuh Makna Contoh Pantun Hari Guru, Puisi & Kumpulan Ucapan Selamat HGN Cerpen Hari Ibu Kasih Ibu Sepanjang Masa Ada sepasang suami istri yang memiliki seorang putra bernama Rohit. Mereka hidup bahagia selamanya dan anak mereka Rohit tumbuh menjadi anak muda. Dan suatu hari pasangan itu memutuskan untuk menikahkan putra mereka. Setelah Rohit menikah, dia mulai merasa kesal dengan orang tuanya dan ketika ayahnya meninggal suatu hari, dia memutuskan untuk mengirim ibunya ke panti jompo. Bahkan setelah orang tuanya tidak ingin pergi ke panti jompo, dia dengan paksa mengirim mereka ke tempat di mana mereka mungkin tidak memiliki akses bahkan ke fasilitas dasar kehidupan. Dia biasa mengunjungi ibunya ke panti jompo seminggu sekali. Suatu hari dia mengetahui bahwa ibunya sakit parah dan dia hanya memiliki beberapa jam hidupnya. Dia memutuskan untuk mengunjungi ibunya hari itu dan menemukannya terbaring di tempat tidur. Entah dari mana hatinya mulai merasa tidak enak pada dirinya sendiri karena dia tidak memperlakukan ibunya seperti dia selalu bertanya kepada ibunya, apakah dia bisa melakukan sesuatu di waktu terakhirnya yang akan membuatnya bahagia. Lalu ibunya menjawab, Nak, tolong pasang beberapa kipas angin di kamar-kamar di sini, karena tidak ada kipas angin di kamar mana pun di rumah ini. Dan juga beli kulkas untuk orang tua yang tinggal disini. Banyak waktu orang yang tinggal di sini harus tidur tanpa makanan karena sering rusak karena kurangnya lemari es. Dan, Nak, karena alasan itu, saya harus tidur tanpa makanan selama berhari-hari. Si anak bingung, ia bertanya mengapa Anda meminta saya untuk semua ini hari ini ketika Anda hanya memiliki beberapa jam. Sang Ibu menjawab, Nak, aku khawatir kamu tidak akan bisa tinggal di sini dengan nyaman ketika anakmu suatu hari akan mengirimmu ke sini. Jadi, saya ingin semuanya sebelum Anda datang ke sini diperbaiki. Hati sang putra menjadi kewalahan mendengar kata-kata ibunya ini.Cerita ini disarikan dari cerita cerpen berjudul A Mother’s love! yang dipublikasikan di laman mothersdaycelebrationCerpen tentang Hari Ibu Kisah Ibu yang Kehilangan Anaknya Saya dilarikan ke ruang gawat darurat dengan komplikasi dari kehamilan saya yang berisiko tinggi. Setelah berminggu-minggu istirahat di tempat tidur di rumah sakit, saya mendapati diri saya menderita kesedihan yang tidak biasa karena kehilangan bayi saya. Suatu hari, perawat saya membawa kejutan ke kamar saya—bayi baru lahir bernama James yang juga mengalami kehamilan berisiko tinggi mengirim putranya yang berharga dan sehat untuk saya gendong, bersama dengan pesan yang membesarkan hati "Inilah alasan Anda berada di rumah sakit ini." Tiga dekade kemudian, hati saya masih penuh rasa syukur untuk Baby James dan ibunya. Dan, saya berterima kasih atas putra saya yang sehat, Hunter. Cerita dari Lisa Stevens yang berjudul The Reason Way, dipublikasikan di laman Hari Ibu My Mom My Fairy “Bu, kamu adalah periku,” kataku. Ibuku tertawa seperti lonceng yang berdenting. “Aku serius, Ibu. Kamu tau segalanya." “Anakku, aku berusaha menjawab sebaik mungkin. Ketika Anda tumbuh dewasa, Anda tidak akan membutuhkan saya, ”katanya. “Tidak, Bu, aku akan selalu membutuhkanmu. Tidak ada yang bisa mengubah itu,” kataku. Kata-katanya bergema di hatiku saat aku melihat ke langit biru "Putriku sayang, tidak ada yang tetap sama kecuali langit biru yang luas." Sudah sepuluh tahun sejak saya kehilangan peri saya sejak kematianmu. Bu, kamu salah tentang satu hal aku masih membutuhkanmu. Cerpen dari Saman Rahman, dipublikasikan di dengan judul The need never goes awayBaca juga Lirik Hymne Hari Ibu untuk Memperingati Mother's Day 22 Desember 3 Contoh Surat Hari Ibu 2022 untuk Ungkapkan Terima Kasih Bunda Contoh Pidato untuk Upacara Hari Ibu 22 Desember 2022 - Pendidikan Penulis Yulaika RamadhaniEditor Iswara N Raditya
cerpen tema hari ibu